Saturday, May 8, 2021

Kisah cinta yang tak pernah berakhir sejak mencintainya dan sudah 13 tahun lamanya


Ini adalah kisahku cintaku

Kisah cinta yang tak pernah berakhir sejak mencintainya

Aku sangat mencintainya

Saat ini sudah 13 tahun lamanya perasaanku ini padanya

Dan rasa cintaku tak pernah pudar

Baca juga : Mencintaimu Adalah Anugerah



Aku dulu melakukan kesalahan

Dengan berkata kasar kepada keluraganya

Itu juga disebabkan emosi akibat pancingan kata-katanya yang kurang memuliakan wanita

Sebagai orang yang sangat mencintainya

Wajarlah kalau tidak menyukai penghinaan

Untuk wanita yang dicintainya


Usiaku disaat itu juga masih sangat mudah.

Dan seketika diwaktu itu, aku diputuskan secara sepihak

Iya bahkan tanpa bertanya sebabnya apa

Karena takutnya kepada keluarganya itu


Yaa,, hal yang sangat wajar dikarenakan usianya

Yang juga lebih mudah dariku

Baca juga : MENCINTAI DALAM DOA

Suatu waktu, iya telah tahu permasalahannya apa

Dan iya menyadari bahwa memang bukanlah aku yang salah.


Kami mulai jalan lagi.

Aku bertemu dengannya hanya dua kali,

Awal bertemu dengannya dan saat bertukar sesuatu

Selebihnya hanya berkomunikasi melelui telepon.

Kadang dalam setahun hanya berkomunikasi 2 kali itupun tak cukup 3 menit

Namun hal itu sangatlah membahagiakan.

Kisah ini sangat mengajariku banyak hal


Sampai suatu ketika, setelah iya mulai kuliah

Saat itu, iya telah bertemu dengan seseorang yang sampai saat ini masih bersamanya


Aku tak ingin mengusik kisah cinta mereka walaupun aku sangat mencintainya. 

Bagiku, dengan dia dicintai meski melalui siapapun, aku akan sangat rela.

Aku juga akan tetap mencintainya

Mencintai tanpa harus bersamanya

Orang mungkin akan menganggapku bodoh dengan hal yang aku lakukan ini

Tapi aku tak peduli dengan omongan orang.

Aku tak akan pernah berhenti mencintainya. 

Aku akui mampu jauh, diam dan tidak berkomunikasi dengannya tapi aku tidak pernah mampu berhenti mencintai dirinya. 

Kalau perasaan yang ku miliki ini salah, 

Tolong beritahu aku, 

Mengapa DIA masih membuatnya ada. 

Jika ingin membuatnya tiada, bukankah itu hal yang salah? 


DIA yang menempatkan perasaan ini di hati, 

Apakah berhak untuk kita melawan DIA.


Sayangnya saat ini

Dia sudah punya calon,

Aku tak tahu apakah dia saat ini telah bertunangan.

Dia hanya bilang kalau dia sudah punya calon.

Dan aku cukup puas mendapatkan jawaban itu darinya,

Saat menanyakannya baru-baru ini. 


Sejauh yang kupelajari tentang cinta,

Cinta itu sebenarnya tidak memilih

Memang manusia itu pilihan dan diciptakan berpasangan

Tetapi manusia tidak bisa memilih dalam hal cinta

Sebab cintanya telah dipilihkan oleh-Nya

Itu sebabnya, aku tak pernah bisa mencintai yang lain


Saat ini, aku akan mencintainya 

Tanpa harus berada di dekatnya

Tapi, kapan pun aku inginkan dia

Iya akan hadir bersamaku saat itu

Dan memelukku dengan penuh penuh cinta

Baca juga : Cinta Yang Tulus

Friday, January 1, 2021

ADAB AGAR SAMPAI KEPADA ALLAH


Syekh Abdul-Qadir Al-Jailani qaddasallahu sirrahu mengatakan;

"Makna sampai (wushul) kepada Allah SWT adalah terputusnya hubunganmu dengan sesama makhluk, hawa nafsu, keinginan, dan setiap cita-cita, serta tetap istiqamah dengan apa yang dilakukan, tanpa adanya gejolak sedikit pun dalam dirimu tentang mereka dan akibat dari diri mereka terhadap dirimu.

Tetapi, semuanya itu menurut kehendak hukum Allah, perintah, dan ketentuan-Nya. Keadaan ini adalah suatu keadaan fana yang diungkapkan dengan kata wushul (sampai). Wushul kepada Allah SWT itu tidak sama dengan wushul kepada salah seorang makhluk yang dapat diterima akal dan dapat diketahui.
Allah SWT berfirman,
“(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar dan Maha Melihat.” (Q.S. Asy-Syura: 11).

Sungguh terlalu agung Dzat Pencipta untuk dapat diserupakan dengan makhluk-Nya atau dibandingkan dengan ciptaan-Nya. Orang yang sudah sampai kepada Allah SWT itu diketahui oleh para ahli wushul dengan pemberitahuan dari Allah SWT. Masing-masing berada dalam batas yang tidak sama dengan orang lain.

Allah SWT mempunyai rahasia beserta salah seorang dari Rasul dan Nabi-Nya serta para kekasih-Nya, tidak ada orang yang tahu selain Dzat-Nya sendiri. Sampai terkadang seseorang yang sedang mengharap sampai kepada Allah SWT itu mempunyai rahasia yang tidak dapat diketahui oleh syaikhnya. Begitu juga seorang syaikh mempunyai rahasia yang tidak diketahui oleh muridnya.

Jika seorang murid itu sudah mencapai keadaan (hal) syaikhnya, dia dipisah dan diasingkan dari syaikh tersebut.

Maka, Allah SWT yang menguasainya dan yang menghapus hubungannya dari semua makhluk secara keseluruhan. Syaikh itu ibarat seorang wanita yang menyusui atau yang baru melahirkan. Dia bertugas untuk menyusuinya selama dua tahun."

--Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, kitab Futuhul Ghaib.

Saturday, May 2, 2020

KISAH WALI BESAR YANG DULUNYA AHLI MAKSIAT





Diriwayatkan dulu ada seorang wali besar bernama Uthbatul Ghulam, tidak ada perbuatan maksiat yang tidak pernah dilakukan oleh Uthbah, perbuatan dosa-dosa besar pernah dilakukan oleh dia

Uthbah dikenal sebagai orang yang fasik, orang yang banyak berbuat maksiat
Suatu ketika Uthbah datang kepada Majlis nya Imam Hasan Al Basri, diberi hidayah oleh Allah tiba tiba tergiring hatinya untuk datang ke majlis nya Imam Hasan Al Basri
Di Majlis Imam Hasan Al Basri, semua orang menangis termasuk Uthbah ketika mendengar penjelasan nasehat yang tulus dari Imam Hasan Al Basri

Setelah itu Uthbah bertanya kepada Imam Hasan Al Basri
"Ya Syekh, Apakah Allah itu mau menerima taubat seorang pendosa seperti saya ini?"
"Diterima, pintu taubatnya Allah terbuka, selama kau betul betul minta ampun kepada Allah" jawab Imam Hasan Al Basri

Mendengar jawaban tersebut Uthbah jatuh pingsan, bangun dari pingsannya Uthbah kembali bertanya kepada Imam Hasan Al Basri, dia masih tidak percaya orang seperti dirinya ketika bertobat masih diterima oleh Allah SWT., Karena Uthbah begitu menyadari betapa dosa-dosa yang dia lakukan begitu banyak

Lalu Imam Hasan Al Basri menjelaskan
"Sebesar apapun dosamu kalau kau betul-betul bertobat kepada Allah SWT maka dosa-dosamu akan di ampuni oleh Allah SWT"
Seketika Uthbah pingsan kembali, ketika bangun dari pingsannya Uthbah bertanya lagi, dan Imam Hasan Al Basri tetap menjelaskan bahwa diterima taubatnya seseorang yang benar-benar bertobat

Lalu Uthbah berdoa kepada Allah SWT,
"Wahai Allah, kalau Engkau menerima taubat ku dan Engkau ampuni dosa-dosaku maka muliakanlah aku dengan pemahaman, mudah memahami dan menghafal ilmu dan Al Qur'an yang aku dengar. Wahai Allah muliakan lah aku dengan suara yang merdu sehingga orang yang mendengar bacaan ku bertambah kelembutan dalam hatinya. Wahai Allah muliakanlah aku dan berikanlah Aku Rizki yang halal dan berikanlah aku Rizki yang tak terduga-duga"

Dan Doa Utbah diijabahi oleh Allah SWT.,
Karena orang yang bertaubat itu berubah derajatnya dari orang yang dimurkai menjadi orang yang dicintai oleh Allah SWT.

Diriwayatkan bahwa sampai-sampai setiap orang yang mendengar bacaan Alquran dari Uthbah bisa membuat orang tersebut bertobat kepada Allah SWT.
Dan setiap hari dirumahnya tiba-tiba ada saja orang yang memberi makanan kepada Uthbah dan itu terus berjalan sampai Utbah meninggal dunia
Sumber: Habib Ahmad bin Muhammad Al Habsyi Solo

Wednesday, April 8, 2020

Pesan Abah Guru Sekumpul: Kenapa Allah Angkat Hambanya Jadi Wali di Bulan Sya’ban?


Menurut Abah Guru Sekumpu, bulan Sya’ban adalah bulannya Rasulullah Saw. Di bulan Sya’ban ini, Allah banyak mengangkat derajat hambanya

Abah Guru Sekumpul adalah sosok wali Allah yang dikenal sangat khusyu’ dalam ibadahnya. Kalau sudah melantunkan sholawat, getaran hati sungguh terasa. Demikian juga dalam berbagai ritual ibadah lainnya. Termasuk diantaranya ketika bulan Sya’ban, Abah Guru Sekumpul memaknainya dengan penuh keistimewaan.
Menurut Abah Guru Sekumpu, bulan Sya’ban adalah bulannya Rasulullah Saw. Di bulan Sya’ban ini, Allah banyak mengangkat derajat hambanya menjadi kekasih (auliyah) Allah. Itu disebabkan orang itu banyak membaca shalawat.
“Berapa banyak di dunia ini yang sudah menjadi Auliya Allah kebanyakannya disebabkan ia banyak membaca shalawat dan itu di bulan Sya’ban. Salah satu contohnya, bahwasanya Syaikh Fudhail bin Iyadh dulu beliau seorang perampok akan tetapi beliau bertaubat dan di bulan Sya’ban beliau diangkat Allah menjadi seorang auliya Allah.”
Penjelasan ini disampaikan Abah Guru Sekumpul dalam suatu pengajian beliau di tahun 2003.
Al-Faqir (penulis) juga mendapatkan penjelasan dari seorang guru di Pondok Pesantren Darussalam Martapura yang berpesan kepada murid-muridnya, khususnya Alfaqir sendiri, bahwa di bulan Sya’ban ini perbanyaklah shalawat 2× lipat dari shalawat yang diamalkan di bulan Lain.
Maksudnya, jika kita bershalawat di bulan lain 100× sehari, maka di bulan Sya’ban ini lipatkan jadi 2× lipat menjadi 200× sehari. Taubatlah dari segala dosa, minimal ingat akan dosa dan merasa paling banyak dosa dan paling hina di muka bumi ini.
Dengan itu semua, pasti Rasulullah akan memberikan syafa’atnya kepada kita. Syafa’at Rasulullah yaitu surga. Dan juga beliau berpesan untuk memperbanyak shadaqoh di bulan Sya’ban, terutama bershadaqoh kepada anak yatim.
Shadaqoh kepada anak yatim adalah salah satu amalan Rasulullah Saw dan fadhilahnya adalah do’a cepat qobul.
Mudah-mudahan berkat Rasulullah, berkat Da tu Kalampayan, berkat Guru Sekumpul, para wali dan orang-orang sholeh, diampuni dosa dzohir bathin seumur hidup, qobul segala hajat, selamat dunia akhirat, husnul khatimah dan masuk surga bighoiri hisaab. Aamiin…!!!
Penulis: Muhammad Zainuddin bin H.AbdurRahman, santri Abah Guru Sekumpul.
۞اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞
Artikel terkait:

Tuesday, April 7, 2020

KETIKA ALLAH SWT TAK MAU MENERIMA KITA DI RUMAHNYA. "TANYA KENAPA???".



Ya Rabb kini kami sadar arti silahturahmi yang dulu kami anggap hanya basa basi. Sekarang kami tak bisa dalam kerumunan dan forum dakwah yang mendatangkan banyak orang lagi..
Allah SWT menurunkan mahluk-Nya yang tak dapat dilihat mata karena terlalu kecil; bernama CORONA di awal November di sebuah negeri yang tak mengenalNya : Wuhan.
Kini si mahluk kecil itu memporak porandakan segala sendi kehidupan 2/3 dunia.
Ekonomi global mengalami anomali yang sulit dinalar.
Ketakutan dimana mana.
Kematian cukup banyak hanya dalam waktu singkat saja.
Saat umroh dilarang oleh otoritas Saudia,
.. kita masih tidak terlalu risau karena hanya orang mampu dan terpanggil yang bisa melakukannya.
Kita masih bisa berapologi :
" ...Ah umroh kan gak wajib. Lagian rumah Allah kan bukan cuma di Mekkah Madinah.. masih ada Masjid².. Gak masalah Umroh ditutup..."
Pada detik itu,
Hanya berfikir : Allah menutup pintu rumah besarNya hanya untuk kaum - kaum jauh.
Allah hanya memberikan kesempatan pada penduduk sekitar dan para pelayan sejati yang diperbolehkan bertawaf di baitul atiqNya...
Namun tadi malam,
.. Majelis Ulama Indonesia MUI mengeluarkan fatwa pelarangan Sholat Jumat, Taraweh Ramadhan dan pelaksanaan Sholat Iedul fitri untuk daerah terdampak corona yg ditetapkan pemerintah.
Dan bisa jadi meluas dari yang sekarang.
Bahkan Mudikpun akan dilarang..
Bertanya dalam renung.
Apakah Engkau marah Rabb-ku ?
Ketika sebelum ini :
Masjid² Megah namun Sepi..
Musholla² Bertebaran namun Berdebu...
Taraweh Ramai namun hanya di Awal Ramadhan..
Lebaran katanya Mudik, namun tetap hanya notifikasi WA-lah yang saling Bermaafan...

Baca juga: Pesan Abah Guru Sekumpul: Kenapa Allah Angkat Hambanya Jadi Wali Di Bulan Sya’ban?
Ya Rabb..
Saat tak dibebaskan lagi bagi kami bersujud di rumahMu yang suci,
Saat terbatasi bagi kami berjamaah dengan para jamaah saudara seiman kami,
Baru kami Paham :
Arti Kehilangan..
Betapa mulai sunyi pengeras suara masjid disekitaran kami dari celoteh kanak² dan pujian²..
Betapa sepi jalanan depan rumah kami dari ramainya TPA dan ibu² yang hendak pengajian. 
Betapa terasa saat semua hal yang selama ini kami abaikan itu, telah selanjutnya jadi pelarangan..
Nikmat yang Dicabut itu,
Barulah menggerogoti Relung Kedamaian..
Ya Allah,
Pesan Cinta apa yang ingin Kau sampaikan?
Atau memang sudah tak sudi lagi,
Engkau melihat wajah kami, mendengar keluh kesah kami, menatap tangis kami dan meraba senyum bahagia kami di Rumah²Mu ?
Ya Rabb sekarang kami bisa merasakan bagaimana perasaan saudara kami di Uiyghur, Myanmar, Suriah dan Palestina yang harus berjuang untuk bisa berada di masjid²Mu.
Sementara kami,
Malah sering dan seringkali malas menuju masjid yg hanya beberapa langkah dengan aman dan nyaman..
Ya Rabb kini kami sadar arti silahturahmi yang dulu kami anggap hanya basa basi.
Sekarang kami tak bisa dalam kerumunan dan forum dakwah yang mendatangkan banyak orang lagi..
Corona..
Mahluk Kecil Tak Nampak oleh Mata..
Namun mampu merusak Tatanan Ketenangan dunia..
Ya Rabb jangan kau buat ramadhan kami nanti akan terasa sepi hambar.
Membayangkan tak ada sholat taraweh berjamaah, tadarrus ramai ramai, dan membangunkan sahur sambil berkeliling kampung.
Apalagi membayangkan : Tak ada lagi mudik berdesakan...
Jangan ya Rabb...
jangan ya Rabb...
Jangan Kau cabut Nikmat yang berpuluh tahun kami nikmati namun telah kami abaikan..
Apa Engkau Menyentil kami?
Ketika ada kesempatan,
Kami malah cukup mengumbar WA KoPas-an untuk bermaafan?
Apa Engkau MengKapoki kami?
Ketika takziah yang 1 kota saja,
Kami hanya titip kalimat Innalillah melalui Grup Rekan dan Teman?
Jangan Kau cabut Nikmat ini ya Rabb..
Karena kini,
kami akhirnya benar² hanya bisa bertemu dalam tegur WA atau Kalimat Telpon dan Pesan..
Engkau menuruti kami Ya Rabb..
Menuruti pengabaian kami..
Yang kami ciptakan sendiri..

Maafkan kami Rabbi..
Maafkan kami..
Masihkah ada kesempatan lagi?
Bukankah Maha PengasihMu,
Melebihi MurkaMu pada kami ?
Ya Rabb..
Hidupnya Mahluk Corona adalah semata mata atas KehendakMu.
Engkau yang Menghidupkan segalanya..
Engkaupun yang Mematikan segalanya..
Mohon Ya Rabb
Panggil kembali mahluk corona ke tubuh tubuh hewan seperti sebelumnya.
Cukupkan tugas mereka untuk mengingatkan kami semua.
Ya Allah,
Berilah obat untuk wabah ini.
Dan Berilah tobat bagi kami..
Pertemukan kami dengan ramadhan penuh berkah,
Tanpa Corona antara Kita.
Aamiin ya rabbal alamin.

Baca juga: KISAH WALI BESAR YANG DULUNYA AHLI MAKSIAT

PELAYAN AHLI HADIS DI MESIR ITU RUPANYA ORANG INDONESIA



Seorang ulama yang sering bertemu Rasulullah SAW di dalam mimpinya pada saat ini di antaranya adalah Prof. Dr. Syekh Umar Hasyim, Guru Besar Hadis dan Ulumul Hadis dari Al-Azhar Kairo Mesir.
Suatu ketika beliau mimpi melihat Rasulullah SAW tawaf mengitari Baitullah. Beliaupun ikut bertawaf bersama sang Nabi. Mimpi ini beliau adukan ke sang ayah. Sang ayah kemudian mengatakan bahwa dirinya akan meneruskan perjuangan Nabi, ahli di bidang hadis. Dan ternyata terbukti adanya.
Syekh Umar Hasyim dikenal harum namanya. Banyak karya yang beliau tulis, lebih dari 70-an judul. Di antara karya beliau antara lain: 1) Al-Islam wa Bina’ Syakhsiyah, 2) Min Hadyi al-Sunnah al-Nabawiyah, 3) Al-Syafa’ah fi Dhaui al-Kitab wa al-Sunnah wa al-Raddu Ala Munkariha, 4) Al-Tadhamun fi Mujahati al-Tahaddiyat, 5) Al-Islam wa al-Syabab, 6) Qasas al-Sunnah, 7) Alquran wa Laylah al-Qadr, dan 8) Faidhul Bari fi Syarh al-Bukhari. Yang terakhir ini tebalnya berjilid-jilid (16 jilid), bagaikan kitab Fathul Bari Syarah Shohih Bukhari-nya Ibnu Hajar al-Asqalani.
Pernah suatu ketika para ahli hadis berkumpul, mereka semua berdiri dan mencium tangan Syekh Umar Hasyim setibanya beliau dalam forum. Dan mereka menyebut Syekh Umar Hasyim sebagai Amirul Mu'minin fil Hadis, ini adalah gelar tertinggi di kalangan ahli hadis, seperti yang pernah dicapai oleh Imam Nawawi, Imam adz-Dzahabi, dan Imam Ibnu Hajar al-Asqalani. Di bawah gelar Amirul Mu'minin fil Hadis itu ada gelar al-Hafizh, yaitu mereka yang sanggup menghafal 100 ribu hadis beserta sanadnya.
Yang menarik adalah Syekh Umar Hasyim ini memilih mahasiswa Indonesia untuk berkhidmah secara khusus kepada beliau. Pemuda ini bernama Ustadz Abdan Adila, Alumnus Madrasah Aliyah Normal Islam Putera Rasyidiyah Khalidiyah (Rakha) Amuntai 2017, yang kini studi di Universitas Al-Azhar Kairo Mesir.
Lelaki kelahiran Banjarmasin ini diamanahi mendampingi Syekh Umar Hasyim dalam setiap majlis yang beliau pimpin. Ia berkhidmat mulai dari membawakan kitab, menyiapkan air, bahkan sampai memasangkan sepatu dan mendorong kursi roda beliau. Ia juga menjadi perantara bagi para jamaah yang ingin bertanya kepada Syekh Umar Haysim.
Ustadz Abdan selalu mendampingi Syekh kemana beliau pergi. Setiap ada majlis, maka ia berada di samping Syekh Umar Hasyim. Pada hari Kamis ba'da ashar misalnya, Ustadz Abdan ikut majlis di Asyiroh Muhammadiyah dengan kajian kitab Faidhul Bari, Hari sabtu jam 3 sore kajian kitab Shohih Bukhari di Madrasah Hasyimiyah, hari Senin ba'da isya di Makrom Faidhul Bari, dan hari Selasa ba'da ashar di Mesjid Al-Azhar dengan kajian kitab Shohih Muslim.
"Alhamdulillah, ini adalah suatu anugerah dan kesempatan yang luar bagi saya" kata Ustadz yang hafal Alquran 30 juz ini. Sebab tidak semua orang diberikan kesempatan seperti dia. Dari sini ia banyak belajar dengan Syekh Umar Hasyim dan mengambil sanad-sanad keilmuan, utamanya di bidang Hadis.
Di antara keberkahan yang ia rasakan dengan berkhidmah kepada Syekh Umar Hasyim ini adalah semangat dalam menuntut ilmu dan menghafalkan sejumlah matan kitab.
Ustadz Abdan Adila baru mengenal dunia pesantren setelah mondok di Pesantren Rakha Amuntai, Kalimantan Selatan. Dan jurusan yang diambilnya adalah IPA (Ilmu Pengetahuan Alam), bukan jurusan keagamaan. Sebelumnya ia sekolah di MTs Moara Komam, Kalimantan Timur. Tapi Alhamdulillah, berkat kesabaran dan keikhlasan para Muallim di pesantren, dan kesungguhan dirinya dalam belajar di pondok dan talaqqi ke rumah para Muallim, seperti Muallim Haji Muhammad Ilyas, Ustadz Abdan bisa belajar Bahasa Arab dan agama Islam dengan mudah, hingga bisa studi di Al-Azhar dan bermulazamah dengan Syekh Umar Hasyim, ulama besar hadis saat ini.
Semarang, 7 April 2020
Nur Hidayatullah Yuzarsif (Dosen UIN Walisongo, Alumnus MAK Rakha Amuntai th 2008)

Monday, April 6, 2020

Habib Ahmad al-Muhdor dan Kisah Pertama Lahirnya Qasidah Sa’duna


Terik matahari memanggang kota Mekah. Masjidil Haram tengah disesaki jemaah haji. Hari itu Jumat. Seorang khatib berdiri di atas mimbar. Ia membacakan sebuah khutbah yang teramat panjang. Lama sekali sang khatib berkhutbah. Jamaah tersiksa oleh sengatan siang. Maklum, saat itu bertepatan musim panas. Keringat becucuran deras. Usai khutbah, sang khatib mengimami shalat. Anehnya, salat ini dilakukan dengan sangat cepat. Surat yang ia pakai pun yang pendek-pendek.

Setelah salam, seorang jamaah menghampiri khatib. Namanya Habib Ahmad bin Muhammad al-Muhdor. Tangannya menggenggam sebatang tongkat. Lalu tanpa diduga, sang habib menggebuk khatib dengan tongkat sembari berkata-kata lantang, “Kamu telah membolak-balik sunnah Rasulullah SAW. Mestinya kamu meringkas khotbah dan sedikit memanjangkan salat.”
Khatib itu berteriak kesakitan. “Hai orang-orang, aku dipukuli seorang Hadrami…! Habib Ahmad menimpali, “Aku bukan Hadrami,” ia lalu bersenandung, Kami mengenal Batha'(sebuah daerah di Mekah) dan ia mengenal kami Bukit Shafa dan Baitullah (Ka’bah) mencintai kami.
Kota Mekah geger, Sang Amir (Muhammad bin Awan) geram.
Diperintahkannya polisi untuk menangkap Habib Ahmad dan menghukumnya di depan khalayak. Keresahan melanda warga Hadrami. Mereka mengkhawatirkan nasib habib tercinta itu. “Tak usah khawatir! Ibundaku, Khadijah binti Khuwailid, selalu bersamaku,” ujar Habib Ahmad menenangkan. “Aku akan berlindung di tempatnya.” lanjutnya.
Saat itu juga ia bergegas ke kubah Sayyidah Khadijah Al Kubro, istri mulia Baginda Nabi SAW. Pasukan polisi mengejar di belakangnya. Sesampainya di depan kubah, peristiwa ajaib terjadi, pintu kubah terbuka dengan sendirinya. Habib Ahmad masuk, dan pintu itu tertutup kembali. Para polisi berusaha membuka, namun tak kuasa.
Mereka menemui juru kunci kubah dan meminta kunci. Namun ia enggan menyerahkan. “Takkan ku­berikan kunci ini kepada siapa pun.” Akhirnya dengan luapan amarah, mereka mengambil secara paksa. Berbekal kunci itu, mereka berhasil membuka pintu kubah. Tapi ajaib, Habib Ahmad tak kelihatan batang hidungnya. Mereka mencari-cari, namun hasilnya nihil, ia seperti raib di perut bumi.
Para abdi praja itu akhirnya menyerah. Mereka melapor pada Sang Amir perihal kejadian luar biasa itu. Ia merasa takjub. la kemudian menanyai warga Hadrami mengenai siapa sebenarnya Habib Ahmad. Ketakjubannya kian membumbung kala mengetahui kesejatian sosok habib yang alim itu.
Penguasa Mekah itu kemudian mengadakan jamuan istimewa untuk Habib Ahmad sebagai tanda maaf.
Sang Habib menyambut hangat. Di tengah jamuan itu, Sang Amir membujuk Habib Ahmad agar bersedia menetap di Mekkah. Habib Ahmad tidak langsung menjawab ya ataupun tidak. “Aku tanyakan dulu kepada ibundaku, Khadijah Al-Kubra,” kata Beliau. Lalu Beberapa hari kemudian, ia mendatangi Syarif dan memberi kabar, “Maaf Amir, Ibunda Khadijah menghendaki aku untuk kembali ke Quwereh”.
Peristiwa itu terjadi pada musim haji tahun 1250 Hijriyah.
Selain berilmu tinggi, Habib Ahmad dikenal keras dalam mujahadah. Jauh-jauh hari Beliau telah menyiapkan liang kuburnya sendiri yang ditempatkan di sebelah masjidnya. Beliau meluangkan waktu berbaring di liang itu setiap hari sembari membaca Alquran. Tercatat tujuh ribu kali khataman ia selesaikan di dalam kubur itu sebelum akhirnya meninggal dunia. Namun Beliau juga punya kepribadian yang unik.
Di balik kekhusyu’annya itu ia selalu menampakkan diri sebagai sosok yang jenaka. la suka bergurau. Gurauannya bahkan kadang keterlaluan. Pernah ia menyesal dan berniat takkan bergurau lagi. Akan tetapi ia langsung ditegur Rasulullah SAW dalam mimpi agar meneruskan kebiasaannya bergurau.
Hari Habib Ahmad memiliki pertautan yang erat dengan Ummul Mukminin, Khadijah al-Kubra. la menulis kumpulan syair yang memuji ibunda Az-Zahra [Salah satu Syairnya adalah Qasidah “Sa’duna Fiddunya”]. Hikayat di atas adalah salah satu bukti kecintaan Beliau dengan Sayyidah Khadijah Al Kubro.
Dan akhirnya ia menyusul ibundanya itu pada tahun 1304 H, dalam usia 87 tahun. Beliau meninggalkan beberapa putra yang shaleh. Salah satunya adalah “Habib Muhammad bin Ahmad al-Muhdor, Bondowoso”, seorang ulama yang pernah meramaikan belantika dakwah di Nusantara ini.
la juga meninggalkan beberapa murid yang hebat. Dian­taranya: “Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi, Habib Abdurrahman bin Muhammad al-Masyhur dan Habib Idrus bin Umar al-Habsyi. “


سعدنا في الدنيا * فوزنا في الأخرى
kebahagiaan kami di dunia
dan keberuntungan kami di akhirat

بخديجة الكبرى * وفاطمة الزهراء
dengan perantara Khadijah Al Kubro
dan Fatimah Az Zahro...


Fatimah, Putri Pemberani Pelindung Rasulullah SAW

Fatimah, Putri Pemberani Pelindung Rasulullah SAW


Gambar mungkin berisi: 1 orang, janggut dan teks


Fatimahlah yang menjaga ayahnya dari kekejaman orang-orang kafir. Karena khidmatnya yang begitu besar kepada ayahnya, ia bahkan diberi gelar “Ummu abiha” yang artinya ibu dari ayahnya.
Lima tahun sebelum kenabian, lahir seorang putri keturunan dua insan mulia, Muhammad bin Abdullah dan Khadijah binti Khuwailid. Seorang yang kelak menjadi pemimpin perempuan umat Islam, dialah Fatimah Az-Zahra.
Ia adalah putri yang sangat dicintai Rasulullah Saw. Nabi Saw bersabda “Sungguh Fatimah bagian dariku. Barangsiapa ragu kepadanya, berarti dia ragu kepadaku. Barangsiapa yang menyakitinya, maka dia menyakitiku”.
Fatimah sangat mirip dengan Rasulullah Saw. Aisyah Ra berkata “Aku tidak pernah melihat seorang pun yang perkataannya mirip dengan Rasulullah Saw selain Fatimah. Jika Fatimah mendatangi Rasulullah Saw, Rasulullah Saw pun berdiri dan menciumnya serta menyambutnya sebagaimana yang dilakukan Fatimah ketika menyambut Nabi Saw.”
Putri terakhir Rasulullah Saw ini dibesarkan dengan penuh kasih sayang. Ia mewarisi sifat-sifat mulia dari kedua orang tuanya. Ia juga banyak berperan dalam perjalanan dakwah Nabi Muhammad Saw.
Saat Fatimah berusia lima tahun, ayahnya diangkat menjadi rasul. Meskipun hanya gadis belia, ia sudah menyadari beban yang dipikul ayahnya, bahkan ia pun ikut merasakan penderitaannya.
Setelah ibunya wafat, Fatimah lah yang mendampingi dan menyiapkan segala kebutuhan ayahnya. Ia juga yang menjaga ayahnya dari kekejaman orang-orang kafir. Karena khidmatnya yang begitu besar kepada ayahnya, ia bahkan diberi gelar “Ummu abiha” yang artinya ibu dari ayahnya.
Suatu hari, orang-orang kafir Quraisy berkumpul di sebuah tempat. Mereka berkata “Apabila Muhammad lewat maka pukullah ia, setiap satu orang harus memukulnya satu pukulan”. Fatimah yang mendengar hal itu langsung bergegas mengabarkannya kepada ayahnya”. Rasulullah Saw pun berkata “Wahai anakku, diamlah (jangan kau menangis)”
Di waktu lain, ketika Rasulullah Saw keluar dari rumahnya, seorang kafir Quraisy menghadangnya dan melemparnya dengan debu. Beliau kemudian masuk lagi ke rumahnya, dengan segera Fatimah membawakan baskom besar berisi air dan membersihkan wajah ayahnya dengan kedua tangannya sambil menangis. Rasulullah Saw pun berkata “Wahai anakku, janganlah menangis, karena sesungguhnya Allah Swt adalah pelindung ayahmu”
Fatimah adalah gadis pemberani. Ia tak takut menghadapi orang kafir yang menyakiti ayahnya. Abdullah bin Masud pernah bercerita “Kami sedang bersama Rasulullah Saw di masjid saat beliau sedang shalat. Ketika itu ada seekor domba yang disembelih dan tersisa isi perutnya. Abu Jahl kemudian berkata “Adakah seseorang yang mau mengambil isi perut ini dan melemparkannya ke Muhammad?” Uqbah bin Mu’ith pun menyanggupi tawaran tersebut.
Tepat saat Rasulullah Saw sujud, Uqbah bin Mu’ith melemparkan isi perut tersebut ke punggung Nabi Saw. Mereka pun tertawa keras sedangkan orang-orang di sekitar Nabi Saw tak berani bertindak.
Abdullah bin Masud berkata “Kami takut untuk mengangkatnya dari punggung Nabi Saw sedangkan aku hanya berdiri melihatnya. Seandainya aku memiliki kekuatan, maka akan aku lempar isi perut tersebut dari punggung Rasulullah Saw. Rasulullah Saw masih saja bersujud hingga akhirnya Fatimah datang dan mengangkat kotoran tersebut dari punggungnya.
Setelah perang badai berkecamuk, Fatimah menikah dengan Ali bin Abi Thalib, tepat saat umurnya remaja. Ali dan Fatimah hidup dalam kesederhanaan. Kasur mereka terbuat dari kulit domba, apabila mereka hendak tidur, maka mereka membalikkan bulunya, sedangkan bantalnya terbuat dari kulit yang diisi dengan rumput kering.
Ali dan Fatimah dikaruniai empat orang anak. Mereka adalah Hasan, Husain, Zainab dan Ummu Kultsum. Dari Fatimahlah garis keturunan Nabi Saw terjaga.
Setelah Rasulullah Saw wafat, Fatimah jatuh sakit. Ia kemudian menghembuskan nafas terakhirnya di usianya yang ke-27, pada malam Selasa, 13 Ramadhan 11 Hijriyah, tepat enam bulan setelah kepergian ayahnya. Malam itu, salah satu perempuan terbaik telah kembali kepada tuhannya. Umat Islam kembali berduka, bahkan langit pun ikut berkabung melepas kepergian putri suci kesayangan Nabi Saw.
Rasulullah Saw bersabda “Sebaik-baiknya perempuan penghuni surga adalah Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad, Aisyah binti Muzahim (istri Fir’aun) dan Maryam binti Imran” (HR Ahmad)
اللهمَّ صلِّ على سيِّدنا محمَّد وعلى آلِ سيِّدنا محمَّد.
(Guru Mulia Al Imam Sayyiddil Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz).
❤️ Allahumma Sholli Alaa Sayyidina Muhammad Wa Aalihi Wa Shohbihi Wasallim.



Subscribe