Saturday, April 4, 2020

*Detak hati yang mencari jawaban*

Gambar mungkin berisi: 1 orang, janggut dan dekatGambar mungkin berisi: 1 orang

Ka’bah lengang.
Vatikan sepi
Yerusalem sunyi.
Tembok ratapan di pagari
Jum’at diganti Dzuhur
Istighosa ditiadakan.
Misa batal.
Ritual semua ibadah publik ditunda.

Corona datang
Seolah-olah membawa pesan bahwa Ritual itu rapuh!

Ketika Corona datang,
Engkau dipaksa mencari *SANG PENCIPTA ALAM*
RABBUL ALAMIN.
Bukan di masjidil Haram.
Bukan di dalam masjid.
Bukan di mimbar kotbah.
Bukan pada panggilan adzan
Bukan pada Jum’atan
Bukan dalam majelis Ta’lim

Melainkan,
Pada kesendirianmu.
Pada mulutmu yang mengucap.
Pada hakikat yang senyap.
Pada keheningan yang bermakna.

Corona mengajarimu,
Rabb (Tuhan) itu bukan (melulu) pada keramaian.
Rabb (Tuhan )itu bukan (melulu) pada ritual.
Rabb (Tuhan) itu bukan (melulu) pada ceramah.

Rabb (Tuhan) itu ada pada jalan keputus-asaanmu dengan dunia yang berpenyakit dan dipenuhi tipu muslihat

Corona memurnikan hatimu.
Bahwa tak ada yang boleh tersisa.
*Kecuali Rabb/Tuhan itu sendiri!*

Datangi, temui DIA dalam doa.
Kenali DIA melalui Firman-Nya disaat teduh.
Ketika tidak ada mata lain yang menyaksikan.

Dengarkan Hati-mu
Dengarkan Dia
Penguasa alam semesta-Rabbal Alamin.

Bismillah mari bersama2 bertafakur.

Previous Post
Next Post

0 comments:

Subscribe